Ilustrasi foto sejarah kehidupan politik kerajaan pajajaran. Sumber foto Pexels foto hanyalah ilustrasiSaat di sekolah, kamu pasti mendengar tentang kerajaan pajajaran. Kerajaan Hindu yang terletak di Pakuan atau yang sekarang lebih dikenal dengan Bogor ini, memiliki banyak sekali sejarah artikel kali ini, kita akan membahas sejarah kehidupan politik kerajaan pajajaran. Yuk, simak sampai Kehidupan Politik Kerajaan PajajaranIlustrasi foto sejarah kehidupan politik kerajaan pajajaran. Sumber foto PexelsDikutip dari buku Kerajaan-Kerajaan Nusantara karya Woro Miswati, Kerajaan Pajajaran sering disebut Negeri Sunda. Kerajaan ini berdiri pada tahun 923 oleh Sri kerajaan ini ada diantara Sungai Besar dengan Sungai Tangerang yang sekarang lebih dikenal dengan Ciliwung dan Cisadane. Lokasinya berada di dataran tinggi yang satu sisi menghadap ke arah Gunung Pangrango dan Tebing Pajajaran tidak terlepas dari kerajaan pendahulunya, seperti Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Galuh, dan masih banyak lagi. Hal ini disebabkan oleh pemerintahan Pajajaran yang merupakan kelanjutan dari kerajaan ini menganut sistem pemerintahan feodal. Pemimpin mereka adalah prabu atau raja. Selama masa berdirinya Pajajaran, kerajaan ini dipimpin oleh 6 raja, di antaranya adalahSri Baduga Maharaja/Prabu Siliwangi 1482 – 1521Ratu Nilakendra 1551–1567Mereka berlima adalah para raja yang menduduki Kerajaan Pajajaran di daerah Pakuan. Pada masa pemerintah Ratu Nilakendra, Pajajaran yang berpusat di Pakuan diserang oleh Sultan Hasanuddin dan anaknya, Maulana Pajajaran memindahkan pusat pemerintahannya ke daerah Pandeglang. Raja Pajajaran di daerah Pandeglang adalah Raga Mulya 1567–1579 atau Prabu Surya keemasan Kerajaan Pajajaran adalah saat pemerintahan Sri Baduga Maharaja. Pembangunan pada masa ini menyangkut seluruh aspek kehidupan. Diantaranya adalahTelaga Besar bernama Maharena WijayaJalan menuju Ibu kota Pakuan dan atau asrama prajuritPamingtonan atau tempat pertunjukan, dan masih banyak tahun 1579, Kerajaan Pajajaran runtuh karena diserang oleh Kesultanan Banten. Berakhirnya Pajajaran ditandai dengan pindahnya Palangka Sriman Sriwacana ke Keraton Surosowan di Banten. Ini merupakan tradisi politik agar Pakuan Pajajaran tidak menobatkan raja itu dia kehidupan politik pada masa Kerajaan Pajajaran. Semoga bermanfaat, ya!
Kehidupanpolitik di Kerajaan Majapahit dilihat pada masa pemerintahan raja-raja berikut ini : Raden Wijaya (1293-1309) Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja Majapahit pertama pada tahun 1293 dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Sebagai seorang raja yang besar, Raden Wijaya memperistri empat putri Kertanegara sebagai permaisurinya.- Maulana Yusuf adalah raja kedua Kesultanan Banten yang berkuasa antara 1570-1580 M. Ia adalah putra mahkota yang naik takhta setelah ayahnya, Sultan Maulana Hasanuddin, wafat pada 1570 M. Selama satu dekade kekuasannya, Maulana Yusuf menitikberatkan perhatiannya pada pengembangan kota, keamanan wilayah, perdagangan dan pertanian, serta melanjutkan politik ekspansi satu pencapaian terbesarnya adalah menaklukkan Kerajaan Pajajaran pada 1579 M. Penaklukkan ini dilandasi oleh tekadnya untuk menyebarkan agama Islam hingga ke pedalaman Banten. Sejak saat itu, agama Islam semakin tersebar luas di Jawa Maulana Yusuf adalah putra Sultan Maulana Hasanuddin, raja pertama Kesultanan Banten, dan Ratu Ayu Kirana. Ia menikah dengan Ratu Hadijah dan mempunyai dua anak, yaitu Ratu Winaon dan Pangeran Muhammad. Pangeran Muhammad inilah yang nantinya meneruskan takhta dan menjadi raja ketiga Kesultanan Banten. Baca juga Kerajaan Banten Sejarah, Masa Kejayaan, Kemunduran, dan Peninggalan Masa pemerintahan Maulana Yusuf Sebagai upaya mengembangkan Banten menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan internasional, Sultan Maulana Yusuf memusatkan perhatiannya pada bidang ekonomi dan pertanian.
Iaberhasil menundukkan Kerajaan Pajajaran. Raja yang terbesar Banten ialah Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682). Sultan Ageng Tirtayasa berhasil memajukan perdagangan Banten. Kehidupan politik Kerajaan Sriwijaya merupakan sebuah kerajaan besar yang terletak di Sumatra Selatan. Menurut para ahli, pusat Kerajaan Sriwijaya ada di Palembang